Our Blog

Si Le Meme

Le Meme: Sipenabur Kasih alias 'the Pirate'



Tulisan-tulisan sejarah mengenai pergulatan politik di abad pertengahan tidak banyak yang menceritakan kisah bajak laut. Padahal keberadaan bajak laut tidak dapat dipungkiri dalam percaturan politik saat itu. Sebagai kekuatan alternatif dan antagonis terhadap kemajuan peradaban.

Anehnya, dari tafsiran-tafsiran mengenai perjalanan para musafir dahulu, tulisan-tulisan barat banyak mengutip musafir barat yang mengatakan Aceh sebagai bangsa bajak laut. Sebutan-sebutan tersebut, bahkan oleh Marco Polo, adalah 'pirate sultanate' dan lain sebagainya.

Memang, permasalahan siapa yang jadi 'pirate' dan siapa yang tidak, sangat tergantung siapa yang menjadi penulisnya. Bisa saja, orang-orang Eropa, bersikukuh menganggap bangsa Nusantara adalah bangsa "pembajak laut". Dapat dipahami argumentasinya karena keberadaan Eropa dan barbarianisme yang mereka bawa tampaknya tidak dapat diterima oleh orang-orang di Nusantara.

Namun, banyak juga tulisan-tulisan yang secara eksplisit menyatakan bahwa kedatangan Eropa di Nusantara bagaikan pisau bermata dua. Pertama untuk dalam misi musafir atau tamu dan yang kedua dalam misi 'pirate' itu.

Dalam sejarah digambarkan bagaimana Portugis dan lainnya yang menjadi tamu di Nusantara, kemudian membakar rumah tuan rumah untuk merampok isinya. Hal-hal seperti inilah yang terjadi; Awalnya sebagai tamu, terakhir jadi perampok.

Kisah Le Meme, merupakan kisah yang tidak dapat dicongkel begitu saja dari buku-buku sejarah. Kisah bajak laut ini seperti melengkapi bentuk peradaban yang dibawa orang Eropa ke nusantara.

Saint Malo adalah kota kecil mungil di Bretagne, di pantai barat Prancis. Sebagai kota nelayan dan pariwisata, kota ini juga dikenal sebagai universitas bajak laut di seantero Eropa paling tidak dalam era antara abad ke-16 sampai dengan abad ke-19. Tercatat alumni universitas antagonis tersebut memberangkatkan dua kapal pada bulan Mei 1601. Kapal ini dipersenjatai sedemikian canggihnya untuk ukuran saat itu dan diberangkatkan oleh De Laval dan De Vitre.

Di kota ini pulalah lahir Le Meme di tahun 1763. Sejak kecil dia telah dididik dengan kisah-kisah pembawa tidur mengenai keperkasaan bangsa Eropa yang merompak dimana-mana dan berperang jika perlu. Semangatnya semakin menggebu-gebu mendengar kisah kemenangan nenek moyang mereka dalam merampok tanah orang dengan hasil rampokan yang bernilai tinggi, dan para nelayan miskin itu pulang dari nun jauh dan menjadi orang kaya. Cerita inilah yang membuat Le Meme bertekad menjadi orang Eropa sejati menurut cerita tersebut.

Hal ini dibuktikannya, saat perang kemerdekaan Amerika dan negerinya, Prancis bermusuhan dengan Inggris, dia menyempatkan diri merampok kapal-kapal musuh. Namun suatu saat kapalnya mengalami kekalahan dari Inggris. Le Meme dan anak buahnya ditawan. Sebagai bangsa Aryan yang diklaim sebagai bangsa yang paling berkuasa di bumi, penangkapan ini malah membulatkan tekadnya untuk menjadi raja bajak laut sedunia.

Perang Napoleon memberikan kesempatan padanya. Dia diserahi tugas untuk memimpn sebuah kapal dengan kekuatan 12 meriam dan 80 awak dengan pangkalan di Ile de France en Bourban.

Tekad untuk menjadi pria yang berkuasa dan terkaya di dunia bajak laut diujudkannya dengan berlayar menuju kepulauan makmur, yang tanahnya terdiri dari emas bila diairi, negeri yang sopan dan santun dalam menerima tamu, dan sekaligus negeri yang mudah ditipu, yakni Nusantara.

Pada bulan Juli 1793, meninggalkan Eropa dengan hati yang semakin bersemangat. Target pertamanya adalah selat sunda dengan merampok sebuah kapal yang berisi harta degan nilai yang sangat tinggi. Kapal yang kebetulan milik VOC ini, memuat harta dan benda-benda berharga yang dijarah bajak laut Belanda dari padang dan akan disimpan di sarang mereka; Batavia.

Hari itu, juga sebuah kapal milik Cina juga berhasil dikuras ditambah lagi sebuah kapal barang milik Belanda esok harinya. Le Meme bersuka ria dan merayakan keberhasilannya; menyebarkan 'kedamaian dan kasih' di Nusantara dengan imbalan hasil rampokan yang bernilai tinggi yang belum pernah dilihatnya di Eropa.

Sukses ini membuat pemerintah Prancis untuk menganugerahinya dengan penghargaan tertinggi yakni menaikkan jabatannya. Dia ditugasi untuk memimpin armada yang lebih perkasa, dengan awak dan persenjataan yang semakin beragam. Pemerintah Prancis semakin bersemangat untuk mendukung 'Lasykar Iman' ini, karena akan membawa Prancis dapat hidup dengan harta 'suci' hasil rompakan tersebut sebagaimana Belanda, Inggris, Spanyol dan Portugis selama ini.

Dalam perjalanan mereka untuk yang kesekian kalinya ke Nusantara, mereka merampok kapal Belanda kembali yang baru saja menguras harta para penduduk Padang. Di sana dia bertemu dengan Bergman, seorang yang kemudian berjasa membujuk Le Meme untuk membumi-hanguskan Padang melalui Bukit.

Gerombolan awak kapal Le Meme yang sudah dibekali dengan minuman keras itu mendarat di Air Manis, dari sana mereka mendaki Bukit Padang dan menyerbu kota dari arah itu. Di Puncak bukit itu terdapat sebuah sarang pertahanan awak Belanda yang sudah ditinggalkan. Awak Belanda yang biasanya sangat congkak dengan penduduk pribumi ini, akhirnya lari terbirit-birit dengan pasukan 'kasih' dari Le Meme.

Tanpa ampun, pasukan Le Meme juga menyerang dengan rakit-rakit dari Sungai Arau. Terdapat sedikit perlawanan tapi itu malah membuat Le Meme semakin bersemangat. Awak Le Meme, merampas hampir semua harta benda yang berharga di kota ini, tidak peduli itu milik pribumi yang sedang sekarat atau milik bajak laut Belanda yang sedang sangat dongkol dan jengkel dengan kenyataan ini.

Sebuah 'pohon kemerdekaan' ditanam dan lagu kebangsaan bajak laut Marseillase pun berkumandang menggantikan lagu-lagu yang hampir sama mengerikannya sebelumnya. Bajak laut Belanda alias VOC yang sedang berpoya-poya menikmati diri di Pulau Cingkuk, langsung berhamburan terbirit-birit mendengar kumandang lagu tersebut. Tujuan mereka adalah Indrapura untuk kemudian kembali ke sarang di Batavia.

Tak puas dengan emas dan kain-kain sutera yang bernilai tinggi yang ada di kota Padang, gerombolan Le Meme yang ribuan itu semakin bersemangat untuk menjarah daerah kaya lainnya. Kali ini yang kena adalah Natal, di tanah Batak.

Namun, beda dengan keberingasan Belanda, pasukan Le Meme tidak bermaksud untuk menculik dan membunuh Belanda yang sudah menyerah. Mereka menghindari diri untuk menculik dan memerkosa wanita-wanitanya. Kecuali minta makan, mereka juga tidak sampai melukai penduduk yang menyerah.

Untuk kemenangan yang mereka raih awak Le Meme memaksakan pembayaran kepada penduduk Padang. Uang sebesar 70.000 diharuskan dibayarkan kepada mereka. Anehnya, beda dengan Belanda, awak Le Meme menerima negosiasi yang akhirnya disetujui sebesar 25.000 ringgit.

Penduduk golongan Cina melakukan manuver politik untuk menghindari diri dari tekanan ini. Di Bawah pimpinan Louw Tjoan Ko mereka berkelit dengan tidak mau membayar harga kemenangan tersebut. Sama saat mereka berada dalam kekuasaan Belanda, orang-orang Cina sangat paham dalam memainkan peran politik mereka sebagai golongan niaga.

Bila mereka mempunyai kesulitan mengontrol pribumi, mereka akan melapor ke pihak Belanda untuk mengenyahkan pribumi tersebut. Namun saat tiba waktunya membayar pajak mereka berkelit untuk tidak mau membayar. Mereka akan menyembunyikan harta mereka di bagian rumah yang sulit untuk dicari. Saat ada bahaya, mereka melarikan diri terlebih dahulu, meninggalkan Belanda berperang sendirian melawan musuh. Namun kali ini awak Le Meme yang tidak suka dengan tipuan ini, membakar rumah-rumah yang tidak mau membayar. Sebuah kerugian besar karena di rumah itu tersimpan semua harta karun dan uang yang ditumpuk selama ini.

Puas dengan kesuksesan yang mereka raih, Le Meme kembali ke pangkalannya di Ile de France. Tak menyi-nyiakan berlama-lama di laut, mereka menyempatkan diri untuk menyikat kapal Portugis yang baru saja beraksi di perairan tersebut.

Beberapa tahun setelah itu, dia dipercayakan kembali untuk memimpin kapal yang lebih besar. Kali ini kapal-kapal Inggris yang merompak di lautan lepas atas nama dagang dikuras habis. Le Meme menjadi jutawan dam menjadi momok bagi siapa saja yang terlibat dalam dunia bajak laut di daerah gemah ripah roh jinawi nusantara.

Inggris murka dengan keberadaan mereka. Beberapa kapal perang ditugaskan khusus menghancurkan kapal-kapal ini dengan pimpinan Grand Hirondelle. Kapal Le Meme yang usang tidak dapat bersaing dengan kapal Inggris yang lebih canggih dan lebih cepat. Dia ditangkap dan dipenjarakan di Inggris, namun kemudian dilepaskan paska perdamaian Inggris-Prancis di Amiens. Paska kebebasannya, dia menjadi kaya raya seperti yang diimpikan setiap Eropa di masa kecilnya.

Kesempatan untuk menambah kekayaannya datang saat perang dengan Inggris berkumandang kembali. Kali ini kapalnya lebih canggih bernama La Fortuna. Mereka beraksi di Teluk Bengal kontra kapal-kapal bajak laut Inggris. Dalam waktu singkat kapal-kapal yang menamakan diri East India Company itu dilumat. Dari enam kapal pertama digadaikan seharga 1,2 juta franc.

Namun, nahas, kapal dagang Perancis ini, dengan pimpinan Le Meme, berhasil dihancurkan Inggris pada tanggal 7 November. Kapal fregat Inggris tersebut, seakan memberi jalan bagi bajak laut non-Prancis untuk semena-semena merampas nusantara.

Kesimpulan:

1. Sulit untuk menandai kapal-kapal bajak laut di abad pertengahan karena setiap kapal tersebut didukung penuh oleh negaranya. Le Meme oleh Prancis, EIC oleh Inggris dan bajak laut VOC oleh Belanda dll.
2. Zaman pertengahan adalah zaman dimana kekerasan dan kezaliman didukung oleh negara sehingga daerah-daerah merdeka di Asia yang menjadi kontak dagangnya, kesulitan untuk membedakan antara pedagang dan bajak laut, sehingga mereka dengan mudah dapat dikuasai oleh asing.
3. Negara-negara yang mendukung kapal-kapal perompak tersebut dapat dengan mudah berkelit dari dosa sejarah, karena yang melakukan invasi awal adalah para bajak laut. Maka dengan alasan untuk merestorasi perusahaan atau bajak laut yang sudah bangkrut, negara-negara tersebut ramai-ramai menduduki wilayah yang dikuasai bajak laut mereka. Maka negara tersebut seperti dihadiahi wilayah dengan cuma-cuma.
4. Negara-negera seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Spanyol merupakan negara-negara yang mendukung dan sangat diuntungkan dengan keberadaan bajak laut ini. Ada simbiosis antara kekuatan negatif dan positif dan melakukan sebuah upaya kezaliman di muka bumi.
5. Dalam era modern, peran bajak laut sudah digantikan oleh infiltrasi intelijen yang bertujuan mengobok-obok sebuah negara sebelum dijajah secara resmi. Menggunakan tangan kotor terlebih dahulu untuk kemudian menggunakan kekuatan penuh merupakan cara lama untuk mengkolonisasi sebuah wilayah dalam sejarah peradaban manusia sesuai dengan hukum-hukum politik yang natural.

PATIMPUS Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.