Our Blog

Komunitas Adat Terpencil Masih Gemar Makan Orang (?)

Komunitas Adat Terpencil Masih Gemar Makan Orang

Jakarta, (Analisa)

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Djelantik Mokodompit, di Jakarta, Rabu, mengingatkan pemerintah pusat agar serius memerhatikan komunitas adat terpencil, karena diyakini masih ada yang gemar makan orang.

"Kita jangan bergaya bangsa beradab, padahal di beberapa bagian tempat negeri ini banyak saudara kita yang terbiar atau dibiarkan masih hidup sangat primitif, dan menjadikan acara makan orang sebagai ritual biasa," ungkap Djelantik Mokodompit menunjuk salah satu kasus di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.

Dikatakannya, perhatian serius bukan hanya karena masih adanya ritual makan orang, tetapi juga diperlukan langkah-langkah strategis dan konkret dari pemerintah melalui Departemen Sosial untuk meningkatkan keberadaban seluruh masyarakat komunitas adat terpencil sebagaimana di Boven Digoel tersebut.

Dari pengamatan pihaknya, demikian Djelantik Mokodompit, masih banyaknya WNI di Provinsi Papua yang suka ke PNG terjadi akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap mereka.

"Ironis memang dengan apa yang terjadi sebagai sebuah kenyataan pahit di perbatasan RI-PNG. Untuk mempertahankan kehidupannya, mereka terpaksa ke PNG. Termasuk di dalamnya untuk berobat, mencari nafkah dan lain sebagainya," kata Djelantik Mokodompit.

Karena itu, dia di Komisi VIII DPR RI mendesak Menteri Sosial memerhatikan usulan Pemkab Boven Digoel, agar segera membangun permukiman melalui program resettlement atas sekitar 8.000 WNI yang menyatakan sudah mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

"Ini harus disambut dengan program pengadaan kompleks permukiman sederhana yang konkret, tidak hanya di atas kertas," kata Djelantik Mokodompit mengenai usulan Kepala Kantor Perbatasan dan Hubungan Antar Daerah Kabupaten Boven Digoel, Frans Tingge beberapa waktu lalu.

Frans Tingge kepada Antara mengungkapkan ide pihaknya untuk memulai membangun kawasan pemukiman di Distrik Kombut, wilayah perbatasan RI-PNG.

"Selain permukiman penduduk, juga sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, gereja, kantor imigrasi serta kepolisian dan TNI, termasuk pasar," tambah Frans Tingge.

PATIMPUS Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.